Lagu : Hymne Pramuka
Kami Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan
Dharmaku kubhaktikan
Agar Jaya Indonesia
Indonesia Tahah Airku
Kami jadi pandumu
Lagu : API UNGGUN
Kala senja Mulailah Tiba
Damai di hati datang
Saat berapi unggun tiba
Saat bersukaria
Kita duduk berlingkar-lingkaran
Tak ada mula akhirnya
Lingkaran Persaudaraan
Kita kuat eratkan
Hoo haiii yooo
Hoo haii iyooo
Api unggunku berkobar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Pramuka itu riang dan tegar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Api unggunku berkobar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Pramuka itu riang dan sabar
Reff :
Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api Api Api Api Api
Api kita sudah menyala
Lagu : PENGGALANG BARU
Selamat datang
Penggalang baru
Selamat datang
Di pasukanku
Gembira karna
Kedatanganmu
Selamat datang
Di pasukanku
Lagu : Selamat Datang Kakak
Selamat datang kakak
Selamat datang kakak
Selamat datang kami ucapkan
Selamat datang kakak
Selamat datang kakak
Selamat datang kami ucapkan
Ya…ya…ya…ya…
Terimalah salam dari kami
yang ingin maju bersama-sama
Terimalah salam dari kami
yang ingin maju bersama-sama
Lagu : Praja Muda Karana
Praja Muda Karana
tunas muda harapan pertiwi
Kuat tahan melawan tantangan
Tak mengenal arti menyera
Praja Muda Karana
Jujur lurus mulia citanya
Teguh nyata tekadnya smangatnya
Dan baktinya, bagi bangsa
Majulah Praja Muda Karana
Maju terus bekerja berkarya
Tumbuh kuat dayanya, gunaya
Bagi bangsa Indonesia
Lagu : Apa Guna Keluh Kesah
Apa Guna Keluh Kesah (2x)
Pramuka Tak Kenal Bersusah
Apa Guna Keluh Kesah
reff:
Apa Guna Keluh Kesah…. Hey hey (2x)
Pramuka Tak Kenal Bersusah
Apa Guna Keluh Kesah …. Hey hey
Lagu : Berkemah
Kembangkan-kembangkan kemah-kemah di padang
Di bawah bentangan langit ciptaan Tuhan
Nyalakan-nyalakan api unggun yang terang benderang
Memancar rasa persaudaraan
Kibarkan-kibarkan bendera perkemahan
Di bumi persada di alam yang terbuka
Nyanyikan-nyanyikan lagu-lagu yang riang
Gembira selalu bekerja dengan senang
pendidikan Sekolah Dasar
Selasa, 07 Mei 2013
SIFAT SIFAT AIR DAN PEMANFAATANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Materi dan Perubahanya merupakan
bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang mempelajari sifat materi) yang
mempelajari materi wujud materi dan perubahan materi. Di SMP telah kita kenal
tentang materi yaitu sesuatu yang mempunyai masa dan volume serta menempati
ruang. Benda-benda di sekitar kita misalnya meja, mobil buku, air dan udara juga
merupakan materi karena selain menempati ruang juga mempunyai masa. Banyak cara
untuk mengtahui atau mengaktifkan apakah sesuatu itu termasuk materi atau
bukan.
Misalnya untuk menunjukan bahwa
udara menempati ruang ditunjukan oleh udara yang mengembang bila ditiup.
Materi atau zat dikelompokan menjadi
zat tunggal (murni) dan campuran. Zat murni terdiri dari unsur dan senyawa.
unsur merupakan zat murni yang paling sederhana. Sedangkan senyawa gabungan
dari dua atau lebih unsur yang terbentuk melalui reaksi kimia. Setelah
mempelajari makalah ini, anda akan dapat memahami pengertian dari materi dan
perubahannya.
BAB II
MATERI DAN PERUBAHANNYA
1. Pengertian Materi
Materi merupaan sesuatu yang
memiliki masa dan volume serta menempati ruang, benda-benda di sekitar kita
misalnya meja, mobil, buku, air dan udara juga merupakan materi selain
menempati ruang juga mempunyai masa. Banyak cara untuk mengetahui apakah
sesuatu itu termasuk materi atau bukan misalnya, untuk menunjukan udara menempati
ruang ditunjukan oleh balon udara yang mengembang bila ditiup. Cahaya dan sinar
bukan merupakan materi sebab tidak menempatii ruang
.
Klasifikasi
materi
A. Zat Tunggal (murni)
Zat tungal (murni) terdiri dari
1. Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak
dapat diuraikan menjadi komponen yang lebih sederhana melalui reaksi kimia.
Contohnya : Besi (Fe), Perak (Ag)
2. Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang
terbentuk dari dua atau lebih unsur melalui. Dengan cara-cara tertentu. Senyawa
dapat diuraikan menjadi zat yeng lebih sederhana dan bahkan bisa menjadi
unsur-unsur pembentukan. Misalnya gula merupakan senyawa yang terdiri dari
unsur karbon, unsur hidrogen dan unsur oksigen, jika gula kadar akan terurai
menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu karbon oksida dan uap air. Contoh
lain adalah air, asam cuka dan lain-lain.
B. Zat Campuran
Zat campuran adalah perpaduan
beberapa zat tunggal yang dapat diuraikan bagi menjadi komponen penyusun
melalui proses fisika. (dipanaskan, penyulingan, siltrasi dan lain-lain)
Wujud
Materi
Berdasarkan wujudnya materi
dikelompokan menjadi bagian yaitu
·
Padat
Mempunyai bentuk yang tetap dan
volumenya tetap
Contoh : meja, batu, kayu
·
Cair
Mempunyai bentuk yang mudah berubah
sesuai tempatnya sedangkan volumenya tetap.
Contoh : Air, minyak, sirop
·
Gas
Mempunyai bentuk yang mudah berubah
sesuai tempatnya
Contoh : udara, Oksigen, Nitrogen
Sifat
Materi
Seperti halnya manusia yang
mempunyai sifat materi juga memiliki sifat dan di bagi kedalam 2 sifat materi,
yaitu
ü Sifat intensif
Sifat yang merupakan kualitas dari
tiap contoh zat, tidak peduli bentuk dan ukuran zat. Dan sifat ini terbagi
menjadi 2 macam,meliputi
Ø
Sifat Kimia
Sifat yang menunjukkan kemampuan
suatu zat untuk melakukan reaksi kimia atau zat yang menyatakan interaksi
antarzat (kestabilan, kereaktifan, perkaratan)
·
Mudah berubah menjadi zat baru
·
Mudah atau sukar zat baru
·
Dapat atau sukar terbakar
·
Beracun
Ø
Sifat Fisika
Sifat zat yang berhubungan dengan
proses perubahan fisis materi,dan dapat menjadi karakteristik suatu zat
sehingga dapat membedakan antara zat satu denagn yang lain (bau, warna,
kerapatan, titik didih, titik beku, daya hantar, kemagnetan, kelarutan, kekerasan)
ü Sifat ekstensif
Sifat
yang merupakan sifat yang tidak khas dari suatu zat dan bergantung pada
bentuk dan ukuran zat..
Selain itu, sifat materi dapat juga
dibagi dalam 2 macam yaitu
2. Perubahan Materi
Selain mempunyai sifat ternyata
materi juga mengalami perubahan. Perubahan materi dikelompokan menjadi 2 bagian
:
v
Perubahan Kimia
Perubahan yang menghasilkan zat baru
dengan sifat-sifat yang baru pula dan zat yang diubah sukar dikembalikan ke keadaan
semula.Perubahan energi yang dihasilkan pun besar.
Contoh : Makanan membusuk, pembakaran, petasan
yang meledak, fermentasi, besi berkarat.
v Perubahan Fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan
zat baru yang berubah hanya wujud dan bentuknya. Perubahan energy yang
dihasilkan cenderung kecil
Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan
kedalam air, air menjadi es.
Berikut perubahan wujud gas. :
1. Melebur (perubahan wujud zat dari padat
menjadi cair)
2. Membeku (perubahan wujud zat dari cair
menjadi padat)
3. Mengembun (Perubahan wujud zat dari cair
menjadi padat)
4. Menguap (Perubahan wujud zat dari cair
menjadi gas)
5. Deposisi (Perubahan wujud zat dari gas
menjadi padat)
6. Menyublin (Perubahan wujud zat dari padat
menjadi gas)
3. Energi
pada Perubahan Materi
Perubahan yang terjadi pada materi
selalu disertai dengan energi. Energi dapat dihasilkan karena adanya perubahan
atau energi dihasilkan oleh perubahan materi itu sendiri.
Pada perubahan
fisika dapat dihasilkan energi, misalnya air terjun atau bendungan air, air
yang berada di atas jatuh ke tempat yang lebih rendah dengan melepaskan energi,
dalam pembangkit listrik energi dari air dipergunakan untuk memutar kincir atau
baling-baling pembangkit tenaga listrik.Lilin terbakar melepaskan energi, panas
dan cahaya
Kertas dibakar dihasilkan abu,
kertas dan abu adalah zat yang berbeda . Energi dari air yang berasal dari
bendungan dipergunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Demikian pula
sebaliknya jika kita pindahkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih
tinggi, kita memerlukan energi, dan kita akan mempergunakan pompa air sebagai
penghasil energinya.
Dalam
perubahan kimia atau lebih dikenal
dengan reaksi kimia, dikenal dua istilah eksoterm dan endoterm. Eksoterm adalah
reaksi yang menghasilkan panas atau energi dan endoterm reaksi yang membutuhkan
energi atau panas.
Dalam kehidupan sehari-hari kita
telah memanfaatkan perubahan kimia yang menghasilkan energi listrik, misalnya
batere, batere digunakan sebagai sumber energi pada radio. energi listrik yang
dihasilkan batere akan dipergunakan untuk menghidupkan radio. Dalam hal ini
terjadi reaksi didalam batere yang menghasilkan energi listrik.
BAB III
PENUTUP
1. Keimpulan
Materi merupakan sesuatu yang
memiliki masa dan volume serta menempati ruang, contohnya : meja, buku, air,
dan udara, cahayanya dan sinar bukan merupakan materi, sebab tidak menempati
ruang materi atau zat diklasifikasikan kedalam zat tunggal yang terdiri dari
unsur dan senyawa, dan zat campuran, berdasarkan wujudnya materi dibagi menjadi
tiga bagian, padat, cair dan gas dan ketiganya itu mengalami perubahan yang
disebut perubahan fisika.
Dengan demikian setelah kita tahu
pengertian materi, kita nantinya bisa membedakan benda-benda yang ada disekitar
kita. Termasuk materi atau bukan.
2. Saran
Kami sebagai penyusun menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini termasuk jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
RPP MATEMATIKA KELAS V
RPP Matematika BERKARAKTER KELAS V
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / 2
Waktu : ………………………..
Hari / Tanggal : ………………………..
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang
B. Kompetensi Dasar
6. 3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
C. Indikator
1. Kognitif :
Produk :
a. Menentukan jaring-jaring bangun ruang sederhana
b. Menggambar jaring-jaring bangun
Proses :
a. Melaksanakan eksplorasi dan kerja kelompok untuk menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana.
2. Afektif :
a. Mengembangkan sikap mengenal jaring-jaring bangun ruang sederhana
b. Mengembangkan sikap memahami jaring-jaring bangun ruang sederhana.
3. Psikomotor
a. Terampil menggambar jaring-jaring bangun sederhana
b. Terampil beragumentasi pada saat diskusi kelompok
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
Produk :
a. Siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang sederhana
b. Siswa dapat memilah jaring-jaring bangun ruang
Proses :
a. Dengan menggunakan LKS siswa dapat bekerja kelompok berdiskusi untuk menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana.
2. Afektif ;
a. Dengan mengamati gambar siswa dapat memiliki sikap untuk mengenal jaring-jaring bangun ruang sederhana.
b. Dengan memahami gambar siswa dapat mengembangkan sikap untuk memahami jaring-jaring bangun ruang dan bukan bangun ruang.
3. Psikomotor
a. Dengan siswa menggambar siswa dapat terampil dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang sederhana.
b. Melalui berdiskusi siswa dapat mengembangkan keterampilan beragumentasi.
E. Materi Pokok
Menentukan Jaring-Jaring Berbagai Bangun Ruang Sederhana (terlampir)
F. Skenario Pembelajaran
Tahap
|
Uraian Kegiatan Pembelajaran
|
Alat dan Media Pembelajaran
|
Estimasi Waktu
|
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Penutup
|
· Mempersiapkan media pembelajaran
· Mengucapkan salam
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
· Apersepsi:
Guru menunjukkan sebuah kotak kue.
Salah satu siswa diminta membuka lipatan kotak sehingga kotak menjadi sebuah bangun datar.
* Guru meminta siswa mengartikan apa yang dimaksud dengan jaring-jaring sebuah bangun agar siswa berfikir kritis.
* Guru menyempurnakan jawaban siswa.
* Guru memberi contoh cara mencari jaring-jaring bangun ruang.
* Siswa diberi kesempatan berfikir dan bertanya tentang materi yang belum dipahami.
* Guru membagi siswa menjadi kelompok.
* Tiap kelompok harus mencari fakta macam-macam jaring kubus dan balok serta menggambarnya
* Hasil jawaban mereka digambar pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh guru.
* Setelah waktu yang ditentukan selesai, tiap kelompok diminta menukar hasil pekerjaan mereka.
* Guru menempelkan kunci jawaban di papan tulis dan tiap kelompok dengan jujur mengoreksi jawaban kelompok lain
* Guru memberikan penilaian.
* Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai paling baik.
§ Guru memberikan tugas individu
§ Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah diberikan.
§ Guru dan siswa menarik kesimpulan.
§ Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
|
Kotak kue, bangun kubus dan balok,
|
5 menit
20 menit
5 menit
|
G. Sumber Pembelajaran
1. Buku Gemar Matematika Kelas 5 karangan Sumanto BSE
2. Buku Matematika 5 karangan R.J Sunaryo. Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007.
H. Metode dan Model Pembelajaran
* Model Pembelajaran Kooperatif.
* Tanya jawab
* Ceramah
* Diskusi kelompok
* Penugasan
I. Media Pembelajaran
Kotak Kue, Bangun kubus dan balok dll.
J. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
a. Penilaian Produk (terlampir)
b. Penilaian proses (terlampir)
2. Penilaian Afektif (terlampir)
3. Penilaian Psikomotor (terlampir)
|
Lampiran-Lampiran
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Mata Pelajaran : Matematika Nilai :
Kelas/Semester : V / 2
Hari / Tanggal : …………………………..
Nama Kelompok : …………………………..
Anggota : 1 ………………………… 5 …………………………
2 ………………………… 6 …………………………
3 ………………………… 7 …………………………
4 …………………………
Buatlah jaring –jaring kubus dan balok!
No
|
Jaring –jaring
|
1
|
Kubus
|
2
|
Balok
|
3
|
Prisma segitiga
|
4
|
Limas Segi Empat
|
5
|
Limas Segi Tiga
|
6
|
Tabung
|
7
|
Kerucut
|
LEMBAR KERJA INDIVIDU
Mata Pelajaran : Matematika Nilai :
Kelas/Semester : V / 2
Hari / Tanggal : …………………..
Soal
Pilihan ganda
1. Gambar berikut menunjukkan jaring-jaring bangun . . . .
a. prisma tegak c. limas
b. prisma segitiga d. limas segitiga
2. Gambar berikut adalah jaring-jaring bangun . . . .
a. limas segitiga c. kerucut
b. limas segiempat d. prisma segitiga
3. Gambar di bawah ini menunjukkan jaringjaring kubus, kecuali . . . .
a. c.
b. d.
4. Bangun di bawah ini yang merupakan jaring-jaring kerucut adalah…..
a. b. c. d.
5. . Gambar disamping merupakan gambar dari jaring-jaring ……… a. Kerucut c. tabung
b. Limas d. Kubus
Kerjakanlah!
1. Gambarlah 3 jaring-jaring kubus dengan panjang sisi 3 cm!
2. Gambarlah 2 jaring-jaring balok dengan panjang 5 cm, lebar 2 cm dan
tinggi 3 cm!
Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “Hari Sumpah Pemuda”.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda versi orisinal:
Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sumber : Wikipedia Indonesia
- See more at: http://www.rudylim.com/blog/mengenal-sejarah-sumpah-pemuda/#sthash.GSnxjdFK.dpuf
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Sumpah Pemuda versi orisinal:
Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sumber : Wikipedia Indonesia
- See more at: http://www.rudylim.com/blog/mengenal-sejarah-sumpah-pemuda/#sthash.GSnxjdFK.dpuf
Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “Hari Sumpah Pemuda”.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda versi orisinal:
Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sumber : Wikipedia Indonesia
- See more at: http://www.rudylim.com/blog/mengenal-sejarah-sumpah-pemuda/#sthash.GSnxjdFK.dpuf
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Sumpah Pemuda versi orisinal:
Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sumber : Wikipedia Indonesia
- See more at: http://www.rudylim.com/blog/mengenal-sejarah-sumpah-pemuda/#sthash.GSnxjdFK.dpuf
Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “Hari Sumpah Pemuda”.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda versi orisinal:
Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sumber : Wikipedia Indonesia
- See more at: http://www.rudylim.com/blog/mengenal-sejarah-sumpah-pemuda/#sthash.GSnxjdFK.dpuf
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Sumpah Pemuda versi orisinal:
Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sumber : Wikipedia Indonesia
- See more at: http://www.rudylim.com/blog/mengenal-sejarah-sumpah-pemuda/#sthash.GSnxjdFK.dpuf
Langganan:
Postingan (Atom)